Nadin Amizah Bercerita Tentang Tiga Fase Perjalanan Cintanya di Album Untuk Dunia, Cinta, dan Kotornya

Nadin Amizah saat tampil di Senggigi Sunset Jazz pada Minggu (20/08). Foto: yuliazaa.hud
Nadin Amizah saat tampil di Senggigi Sunset Jazz pada Minggu (20/08). Foto: yuliazaa.hud

SELASWARA.COM — Nadin Amizah baru saja merilis album terbaru berjudul Untuk Dunia, Cinta, dan Kotornya pada Jumat, 13 Oktober 2023 kemarin. Album ini merupakan karya ketiga Nadin setelah album perdananya, Selamat Ulang Tahun (2019) dan album mini Kalah Bertaruh (2021). Dalam album Untuk Dunia, Cinta, dan Kotornya, Nadin mengekspresikan dirinya dengan lebih luas melalui tiga fase perjalanan cinta yang ia alami di album ini.

Untuk diketahui, ada 11 lagu yang terdapat pada album ini: Jangan Ditelan; Bunga Tidur; Rayuan Perempuan Gila; Ah; Semua Aku Dirayakan; Kekal; Di Akhir Perang; Tapi Diterima; Berpayung Tuhan; Tawa; Nadin Amizah.

Sebelumnya, tiga lagu (Rayuan Perempuan Gila, Semua Aku Dirayakan, dan Tawa) telah dirilis terlebih dahulu sebagai single beberapa waktu lalu. Alasannya, ketiga single tersebut merupakan perwakilan dari tiga fase perjalanan cinta Nadin yang diceritakan di album barunya ini. Sekaligus, mencoba metode pra rilis yang belum pernah ia coba sebelumnya.

Ketiga single tersebut langsung mendapatkan tempat di hati banyak orang, juga mendapatkan respon yang positif dari para pendengarnya. Lagu Rayuan Perempuan Gila, bahkan berhasil mendapatkan nominasi AMI Awards 2023.

Tiga fase yang Nadin coba ceritakan tersebut, terdiri dari fase Kotornya, fase Cinta, dan fase Dunia. Fase Kotornya, ia maknai sebagai perasaan tidak pantas untuk dicintai, yang digambarkan lewat lagu Rayuan Perempuan Gila. Dalam fase pertama tersebut, Nadin mengibaratkan dirinya sebagai sebuah makanan yang pahit, yang indah namun hanya dapat dipandang dari jauh, bukan untuk ditelan, maupun dikunyah, sebab rasanya yang pahit. Dari track list pertama di album tersebut, kita akan langsung merasakan fase Kotor yang dimaksud Nadin.

Fase kedua adalah fase Cinta, yang diwakili oleh lagu Semua Aku Dirayakan. Dalam fase ini, Nadin menemukan bentuk cinta yang cukup baik, tentang bagaimana rasanya dicintai. Ia akhirnya dapat melihat dan merefleksikan dirinya sendiri. Dengan cinta tersebut, Nadin menyadari bahwa dirinya tidaklah penuh dengan sesuatu yang sebelumnya ia pikir pahit itu. Di fase kedua ini pula, kali pertama Nadin bermain dengan lagu cinta yang indah untuk kekasihnya.

Sedangkan lagu Tawa mewakili fase ketiga atau fase Dunia. Nadin menceritakan, dalam fase ini, setelah mendapat cinta dari orang lain, ia akhirnya dapat mengolah cinta tersebut menjadi sesuatu yang lain. Dengan sesuatu yang lain itu, kini ia dapat mencintai dirinya sendiri maupun dunia di sekelilingnya. Nadin juga percaya, bahwa tiap orang memiliki caranya untuk mencintai diri sendiri.

Dalam album ini pula, Nadin ingin meluruskan persepsi publik terhadap dirinya sebagai sosok Ibu Peri yang sempurna yang hanya memiliki satu warna. Ia ingin menunjukkan bahwa Nadin Amizah adalah manusia biasa yang memiliki banyak warna dan sisi-sisi lain yang tidak selalu terlihat oleh orang lain. Ia ingin dilihat sebagai musisi yang kreatif dan berani bereksperimen dengan genre musik yang berbeda-beda.

Album Untuk Dunia, Cinta, dan Kotornya menunjukkan bahwa Nadin Amizah tidak hanya seorang yang lihai dalam menulis lagu dengan lirik-lirik yang dalam dan menyentuh, namun ia juga mampu mengeksplorasi genre musik yang beragam dengan spektrum warna yang luas dan menarik. Di album ini juga, para pendengar seolah ikut merasakan perjalanan cinta dari Nadin Amizah. Atau jika tidak, “sekedar menjadi teman curhat juga tak apa,” kata Nadin.

Album “Untuk Dunia, Cinta, dan Kotornya” dapat didengarkan di platform-platform digital seperti Spotify, Apple Music, YouTube Music, dan lain-lain. Videoklip untuk lagu “Berpayung Tuhan” juga baru saja ditayangkan di kanal YouTube resmi Nadin Amizah beberapa jam yang lalu. Album ini merupakan karya musik yang sangat personal dan menyentuh dari Nadin Amizah, yang layak untuk didengarkan oleh siapapun yang pernah merasakan cinta dalam hidupnya.

Nadin Amizah merekomendasikan kamu untuk mendengarkan album barunya secara utuh dari awal, tidak dengan acak. Sebab, dengan memutarnya dari awal, kamu akan mengetahui kisah Nadin Amizah dengan tiga fasenya Untuk Dunia, Cinta, dan Kotornya.

Nadin Amizah saat di atas panggung Senggigi Sunset Jazz sebelum matahari terbenam. Foto: yuliazaa.hud