Dari TPA Ijobalit, Pe Wira Nyanyikan Lagu Sampah dengan Nuansa Etnik

Video Klip Lagu Sampah dari Pe Wira yang diunggah di kanal YouTube milik Pe Wira.

SELASWARA.COM — Pe Wira, solois asal Aikmel, baru saja merilis video klip dari single perdananya, Lagu Sampah. Video klip tersebut diunggah di kanal YouTube Pe Wira pada Minggu (22/10/2023) siang. Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Ijobalit dipilih sebagai latar tempat pembuatan video klip tersebut. TPA Ijobalit dipilih sebagai latar tempat lantaran TPA tersebut erat kaitannya dengan single Lagu Sampah, juga karena TPA Ijobalit merupakan tempat penampungan sampah terbesar yang ada di Lombok Timur.

Lagu Sampah ajak kita semua menjaga lingkungan

Dalam Lagu Sampah, pesan yang ingin Pe Wira sampaikan sebenarnya begitu sederhana: jangan buang sampah sembarangan. Namun nyatanya, pesan yang amat sederhana tersebut juga seringkali luput dari banyak orang. Pe Wira menginginkan agar Lagu Sampah dapat menjadi pengingat—bagi dirinya maupun pendengar—untuk bersama-sama menjaga lingkungan, meski sebenarnya kita pernah menjadi pelaku (buang sampah sembarangan).

“Ayo kita sama-sama belajar, meskipun kita juga pernah menjadi pelaku. Ayolah, kesadarannya untuk kita bareng-bareng menjaga lingkungan,” kata Pe Wira saat ngadem di Bornong Bike Park pada Jumat (20/10) sore.

Mengenai lirik, Lagu Sampah sebenarnya memiliki lirik-lirik yang begitu lugas dan sederhana, yang seharusnya dapat dengan mudah dipahami para pendengar. Jika dicermati lebih dalam di Lagu Sampah, Pe Wira seolah sengaja mengejar rima yang berakhiran “i” di setiap akhir kalimat. Meski begitu, pesan dari Lagu Sampah bikinan Pe Wira ini dapat dengan mudah tersampaikan ke pendengar, sekaligus tetap mempertahankan estetika dari suatu lagu. Untuk lebih lengkapnya, begini lirik dari Lagu Sampah:

Mati terurai ulah manusiawi// yang tak memikirkan arah yang pasti// tak sempatkah bertanya pada diri sendiri// mengambil sikap yang berarti// demi manusiawi dan ibu pertiwi///

Berapa tahunkah harus menanti// tentang alamku yang tersakiti// seakan pikiran seperti binatang tuli// wahai ulah sang manusiawi///

“Wahai ulah manusiawi, tidak perlu saling menyalahkan, kembali ke diri sendiri saja kalau soal sampah,” kata Pe Wira sadar. Ia melanjutkan, “masalah sampah merupakan masalah bersama. Untuk itu, tidak perlu saling menyalahkan, namun cukup kesadaran diri sendiri untuk tetap menjaga lingkungan.” Tutup Pe Wira.

Nuansa etnik yang kental di Lagu Sampah

Video klip dibuka dengan kedatangan Vespa Sespan memasuki areal TPA Ijobalit. Terlihat Pe Wira sedang duduk di bagian samping vespa dengan batik Bali yang jadi ciri khasnya, juga satu temannya sebagai juru kemudi. Adegan berlanjut, kita kemudian disuguhi aksi Bimbo Ska yang begitu cekatan memainkan suling tradisional sehingga dapat mengeluarkan bunyi-bunyian yang enak didengar.

Selain suling tradisional, Bimbo Ska nampaknya juga lihai memainkan alat-alat yang berbau tradisional lainnya. Di Lagu Sampah ini, ia memiliki peran krusial sebagai pembawa nuansa etnik ke dalam lagu. Dengan seruling dan gambus sasak, juga dibantu pukulan jimbe yang teratur, Bimbo Ska nampaknya tahu betul bagaimana memadupadankan alat-alat tradisional dengan vokal lantang Pe Wira jadi musik yang bakal digemari banyak orang.

Sejauh ini, video klip Lagu Sampah mendapat respons positif dari penonton. Mereka memuji kreativitas dan keberanian Pe Wira dalam menyampaikan pesan sosial melalui lagunya. Salah satu komentar di YouTube menulis, “…suarakan perlawanan dan rintihan sakit alam ini.”

Mengenai proses penciptaan, Pe Wira mengatakan bahwa awalnya Lagu Sampah lahir dari tantangan untuk membuat lagu tentang sampah ketika sedang melakukan bersih-bersih pantai bersama Pondok Rupa di Bali. Namun jangan membayangkan arsitektur Pondok yang megah dari batu-batu alamnya. Sebab sebermulanya, hasil bersih-bersih pantai yang Pe Wira dan teman-temannya lakukan ketika itu kemudian disulap jadi beragam instalasi seni yang menarik, salah satunya adalah Pondok Rupa.

Dalam waktu dekat ini, Pe Wira merencanakan untuk merilis single terbarunya berjudul Selamat Ulang Tahun. Namun alih-alih berbahagia, justru sebaliknya, Pe Wira memberi bocoran bahwa Selamat Ulang Tahun ia gunakan sebagai bahan refleksi terhadap kehidupan. Pe Wira juga sedang menggarap Gerustarasta dengan formasi full band bersama teman-temannya, dan sudah siap dengan single perdana yang tahun ini akan diluncurkan. Nantikan berita terbarunya hanya di Selaswara.