Melek Literasi Lewat Musikalisasi Puisi Panji Sakti

Figur Panji Sakti saat sedang tampil. Foto: hariharigelap di Instagram Panji Sakti
Figur Panji Sakti saat sedang tampil. Foto: hariharigelap di Instagram Panji Sakti

SELASWARA.COM — Panji Siswanto, atau yang lebih dikenal dengan nama Panji Sakti, adalah seorang sastrawan, penyanyi, dan penulis lagu asal Bandung yang lahir pada 13 Januari 1976. Ia telah menulis lagu untuk banyak artis penyanyi dari Malaysia, Singapura, Filipina, dan Indonesia. Kecintaannya pada bidang seni sastra, khususnya puisi, menjadikannya seorang penulis lagu dengan ciri khas lirik-lirik yang puitis dan romantis.

Selain menulis lagu, Panji juga kerap membawakan puisi dari rekan-rekan penggiat puisi menjadi bentuk musik (baca: musikalisasi puisi). Salah satu puisi yang pernah dibawakan Panji adalah puisi karya Moch. Syarif Hidayat, yang di musikalisasikan pada tahun 2023. Puisi tersebut berjudul “Kepada Noor,” dan pada pertengahan 2023, musikalisasi puisi “Kepada Noor” ala Panji Sakti ini sempat viral di media sosial.

Dawai musik Panji yang melow seakan membawa kita larut dalam kegalauan akan hal-hal yang lebih spesifik. Pada tiap baitnya, Panji juga kerap menyelipkan lirik-lirik kesakitan, bagaimana mencintai luka, hingga mensyukuri ‘doa-doa yang tidak terkabulkan’.

Kalimat demi kalimat dari lirik lagu “Kepada Noor” begitu sederhana. Memakai bahasa keseharian memang, namun ia unggul dalam pemaknaan. Sebab, itu dibalut dengan melodi yang easy listening, menjadikan Musikalisasi Puisi Panji Sakti seakan menjadi wahana yang pas untuk melihat atau berkaca pada diri sendiri.

Dalam sebuah wawancara dengan “MedsosArt” (ini), Panji Sakti mengungkapkan rasa syukurnya ketika orang-orang tahu bahwa lagunya adalah musikalisasi puisi. Ia berharap agar orang lain juga tertarik untuk mencoba musikalisasi puisi, baik puisi karya sendiri maupun orang lain. “Sumber literasi di Indonesia sangat luar biasa besar sekali, bahkan satu-satunya festival musikalisasi puisi tingkat nasional hanya ada di Indonesia,” katanya.

Panji Sakti juga mengaku terinspirasi oleh Arie dan Reda, yang terkenal dengan musikalisasi puisi “Hujan Bulan Juni” dan “Aku Ingin”. Ia merasa bahwa musikalisasi puisi sudah mulai jarang dilakukan oleh musisi Indonesia, sehingga ia ingin menghidupkan kembali genre ini. Selain “Kepada Noor”, Panji Sakti juga memiliki beberapa musikalisasi puisi lain yang tidak kalah enak untuk didengarkan, seperti “Sang Guru” karya Nurlaen, “Sangen” karya almarhum Soni Farid Maulana, dan “Wahai Air Mata yang Berlinang” yang merupakan terjemahan puisi karya Maulana Jalaluddin Rumi.

Panji Sakti adalah salah satu contoh dari sastrawan yang mampu menggabungkan dua bentuk seni, yaitu sastra dan musik, dalam karyanya. Dengan musikalisasi puisi, ia berharap dapat menyebarkan keindahan puisi kepada lebih banyak orang, serta mengapresiasi karya-karya sastrawan Indonesia.