Lagu Metallica “Screaming Suicide” Lantangkan Dialog Pencegahan Bunuh Diri

Ilustrasi Screaming Suicide. Gambar: Repro Metallica
Ilustrasi Screaming Suicide. Gambar: Repro Metallica

SELASWARA.COM — Dialog tentang pencegahan bunuh diri harus dilantangkan. Demikian pesan yang coba diamplifikasi pada  lagu Metallica “Screaming Suicide”. Melalui lagunya Metallica coba merubuhkan tembok kesunyian soal  isu yang mereka anggap ‘tabu pada kata bunuh diri’. James Hetfield (Vokalis) bercerita tentang salah satu single di  Album “72 Season” Ini.

Secara pribadi Hetfield berkata kita harus jujur dan tidak menyangkal jika ada pikiran tentang bunuh diri, intinya isu ini harus didialogkan. “Aku pernah punya pikiran itu. Siapa yang tidak pernah? Kalau kamu belum pernah, mungkin kamu agak menipu diri sendiri”, ungkap Hetfield dilansir dari koran Kompas, 30 April 2023.

Apa yang dialami Hetfield ini menyebar, makin hari bahkan hitungan detik bunuh diri terus meningkat di seluruh dunia. WHO memprediksi ada 700.000 orang meninggal karena bunuh diri di dunia per tahun. Sedangkan  di Indonesia sendiri dalam catatan Kemenkes tahun 2023 ada 328 orang di Indonesia yang meninggal karena bunuh diri.

Sementara data  yang  visualisasikan oleh katadata.id dari Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusiknas) Kepolisian RI (Polri) lebih tinggi, ada 971 kasus bunuh diri di Indonesia sepanjang periode Januari hingga 18 Oktober 2023, Tiga  kasus tertinggi terjadi  di Jawa Tengah: 356 kasus, di susul Jawa Timur: 184 kasus, serta Bali: 94 kasus.

Tentu kita bukan angka statistik, tapi fenomena ini seperti epidemik yang penting diperhatikan. Sebab kenyatan ini tidak bisa dihindarkan lagi demi nama moral dan apapun– isu ini harus tetap didialogkan hingga semua orang tersadar betapa berharganya orang yang kamu cintai.

Ada anggapan bahwa musik metal dalam liriknya menggambarkan tindakan bunuh diri. Kita tahu banyak dari punggawa metal dunia bunuh diri. Namun, anggapan itu coba diruntuhkan dari single ini. Saya kira dari lagu ini Metallica coba berkomunikasi dengan para musisi dan metalhead atau penggemar metal untuk sadar soal kondisi bunuh diri di sekitarnya.

Metallica Hantam Stigma Bunuh Diri Pada Musik Heavy Metal

Pada faktor tertentu, penggunaan budaya populer untuk mencegah bunuh diri mestilah cermat untuk menghindari upaya peniruan pada bunuh diri. Penularan Bunuh Diri (Suicide Contagion) dapat melalui medium media, film, cerita fiksi, hingga musik. Muncul istilah The Werther effect, atau bunuh diri yang menjalar cepat bak penyakit menular.

Warther diambil dari seorang tokoh protagonis Novel “The Sorrows of Young Werther” dari Novelis Jerman, Goethe. Manusia mengimitasi apa yang dibaca, dilihat, atau didengar. Dalam Social learning theory  Psikolog Albert Bandura tahun 1977. Bandura mengatakan , manusia mempelajari sesuatu dengan cara meniru perilaku orang lain.

Stigma musik metal memang kental mengenai depresi hingga bunuh diri. Pernah suatu masa  “Fade to Black” dari Metallica dianggap lagu yang depresif karena saat itu ditulis James Hetfield  mengalami fase ini di hidupnya.

Dalam wawancaranya dengan Guitar World Tahun 1991, memang masa itu lagu ini membuat gempar karena mendorong untuk bunuh diri. Namun, para penggemar masa itu menulis surat pada band, bahwa  lagu ini memahami apa yang mereka rasakan dan membantu mereka keluar dari masa-masa sulit tersebut.

Tentu masih perdebatan publik hingga sekarang musik metal dan stigmanya mendorong pada upaya bunuh diri.

Menafsir Penggalan Lirik “Screaming Suicide” Soal Bunuh Diri

“Screaming Suicide” mengikuti single pertama, “ Lux Æterna ,” dari 72 Seasons yang dirilis pada 14 April melalui Blackened Recording rekaman milik Metallica.  Kemudian, Metallica melakukan tour pada bulan April — bulan yang sama dengan perilisan 72 Seasons — saat mereka memulai Tur M72 selama dua tahun , di mana Metallica akan bermain dua malam di setiap kota dalam perjalanan tersebut, dengan set list yang tidak akan terulang.

Saya coba menafsirkan lirik penggalan “Screaming Suicide”,  tapi ini tak akan menggunakan pisau bedah semiotika atau ilmu pembacaan tanda. Hanya berdasarkan basis pengetahuan yang saya miliki secara umum saja.

Kembali ke lirik, saya menafsirkan Suicidal thought atau ide tentang bunuh diri muncul pada lirik Metallica yang menggambarkan kondisi pergulatan emosi dan harga diri pada seseorang sangatlah rendah. Hal ini tercermin pada penggalan lirik di bawah ini:

Then my voice appears
(Kemudian suaraku muncul)

Teaching you of fears
(Mengajari Anda tentang ketakutan)

Are you good enough?
(Apakah Anda cukup baik?)

You don’t recognize
(Anda tidak mengenali)

Head is full of lies
(Kepala penuh dengan kebohongan)

You should just give up
(Kau seharusnya menyerah saja)

Lirik “Screaming Suicide” intens menyoroti pentingnya berbicara tentang “kegelapan yang kita rasakan di dalam diri kita” dengan latar belakang rif yang tak henti-hentinya.

Pemikiran bunuh diri dari sini kita bisa lihat sebagai pikiran yang tidak realistik dengan kritik dalam diri individu yang ekstrim. Hal ini tercermin pada petikan lirik berikut:

Listen well, better listen well
(Dengarkan dengan baik, lebih baik dengarkan dengan baik)

Listen well, better listen well
(Dengarkan dengan baik, lebih baik dengarkan dengan baik)

Don’t ever speak my name
(Jangan pernah menyebut namaku)

Remember, you’re to blame
(Ingat, kau yang harus disalahkan)

Keep me inside
(Biarkan aku di dalam)

Keep me inside
(Biarkan aku di dalam)

My name is suicide
(Nama saya adalah bunuh diri)

Metallica coba menggambarkan pulih dari pikiran bunuh diri setelah berjuang melewati kondisi yang sangat berat bergulat dengan diri sendiri. Pada Lirik ini harga diri mulai dibangun. Kemenangan terbesar adalah saat berhasil menemukan harga dirimu dari pikiran yang membohongi mu. Kemenangan terbesar, memilih untuk hidup tergambarkan pada harapan lirik ini:

Then a voice appears
(Kemudian sebuah suara muncul)

Whisper in your ears
(Berbisik di telingamu)

“You’re good enough”
(“Kau cukup baik”)

Throwing down a rope
(Melempar tali)

A lifeline of hope
(Sebuah garis hidup harapan)

Never give you up
(Jangan pernah menyerah)

Video musik Metallica “Screaming Suicide”. Sumber: Metallica

Metallica Empatik pada Isu Bunuh Diri

Band legenda heavy metal yang memiliki kekuatan penggemar yang besar di seluruh dunia ini juga mencoba menbangun jembatan agar orang  mau mengkomunikasikan masalah ini.

Menurut Edwin S. Shneidman, Ph.D., pendiri American Association of Suicidology, dalam bukunya “Psychotherapy with Suicidal Patients”, cara untuk menyelamatkan nyawa seseorang yang ingin bunuh diri adalah dengan “melakukan sesuatu”. “Sesuatu” itu termasuk: Menempatkan informasi tentang masalah orang tersebut ke dalam arus komunikasi. 

“Menghadapinya berarti mengungkapkan hal yang tidak terucapkan. Jika ini adalah pengalaman manusiawi, kita harus bisa membicarakannya. Anda tidak sendirian.” Pungkas Hetfield.

*Jika anda memiliki ide menyakiti diri sendiri dan  bunuh diri harap segera meminta pertolongan pada profesional kesehatan jiwa terdekat seperti Rumah Sakit atau mengunjungi Puskesmas. Pertolongan Pertama Psikologis pada upaya bunuh diri dapat anda unduh dari pranala berikut: https://tinyurl.com/yph5s5c2