Jogjasonicindex: Situs Web Arsip Musik Experimental-Elektronik di Jogja yang Bikin Melongo

Saat Senyawa Tampil di Indonesia Bertutur di Borobudur. Foto: Ilham
Saat Senyawa Tampil di Indonesia Bertutur di Borobudur. Foto: Ilham

Saya masih nggak habis pikir, ada orang-orang yang setekun itu mengarsipkan musik experimental-elektronik di Jogja. Musik yang sering dianggap aneh dan nggak pasaran, tapi ternyata punya banyak penggemarnya. Saya sendiri adalah pendengar musik Senyawa, sehingga ada kepekaan akan gokilnya proyek ini.

Saya pertama ketemu proyek ini di media sosial instagram (@jogjasonicindex) dan terceletuk “buset makin kaya aja nih referensi musik, abis iramanusantra.org”, pikir ku pada kamis, 5 Oktober 2023. Situs web arsip musik experimental-elektronik ini dilaunching di Indonesian Visual Art Archive (IVAA), Jogja dari 5 – 10 Oktober 2023, penuh dengan orang-orang yang cinta musik experimental-elektronik.

Mereka bilang, Jogja Sonic Index adalah sebuah proyek pengarsipan musik experimental dan elektronik di Jogja. Situs web ini membagi arsip yang mencakup projek, praktisi, kolektif, label, metode, publikasi dan acara. Yang digarap oleh 8 pengarsip dari berbagai disiplin. Selain itu, tersedia fitur kontributor buat kamu yang ingin berpartisipasi.

Proyek ini bermula dari dua akademisi Sanne Groth (Lund University) dan Nils Bubandt (Aarhus University) yang sedang melakukan penelitian Java-futurism Project, dari sinilah muncul inisiatif untuk bekerja sama menyusun sebuah situs yang mengarsipkan musik eksperimental elektronika di Yogyakarta dimulai.

Proyek ini mencoba untuk mengumpulkan dan memetakan perkembangan musik experimental-elektronik, pun dia antara keduanya di sudut-sudut kota Yogyakarta. Dari proses pengarsipan di temukan setidaknya musik jenis ini sudah berkembang selama kurang lebih 54 tahun di Kota ini.

Musik eksperimental elektronika di Yogyakarta semakin populer karena: Film dokumenter “Bising: The Movie About People Who Do Noise In Indonesia” yang ditayangkan di luar negeri; Senyawa yang tampil di berbagai negara; Yes No Wave Music yang mengekspor rilisan; Dan Jogja Noise Bombing Festival yang menarik musisi dan penggemar dari seluruh dunia.

Saya salut banget sama semangat mereka. Mereka rela meluangkan waktu dan tenaga untuk menghimpun musik yang mungkin nggak menghasilkan uang dan cenderung diabaikan.

“Inisiatif kecil ini diharapkan mampu melestarikan geliat musik progresif akar rumput di Jogja yang nantinya bisa menjadi salah satu acuan dalam perkembangan dan pengkajiannya,” demikian teks Tentang situs ini yang tertulis di situs web jogjasonicindex.com

Saya juga kagum sama koleksi musik yang mereka kumpulkan. Ada musik dari berbagai era, dari tahun 1969-an sampai sekarang. Ada juga musik dari 79 genre yang terarsip.

Saya nggak sabar untuk eksplorasi koleksi musik ini. Saya yakin,  saya akan menemukan banyak musik yang keren dan unik unik tentunya.