Upaya Evakuasi Pendaki yang Wafat di Jalur Selatan Rinjani via Timbanuh

SELASWARA.COM — Selasa (12/09) lalu, Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) mendapatkan informasi dari Kepala Desa (Kades) Rempung, bahwa pada pukul 16.00 WITA, Kades Rempung mendapatkan sebuah laporan duka.

Laporan tersebut berisi insiden yang menimpa A (43) asal Rempung yang wafat di Pos 3 Timbanuh di ketinggian kurang lebih 2275.7 MDPL. Sehari-hari, korban berprofesi sebagai penebang kayu.

Proses evakuasi terhadap korban sempat mengalami kendala. Penyebabnya, lantaran korban menggunakan jalur ilegal dan tidak melapor kepada TNGR. Meski begitu, upaya evakuasi korban tetap dilakukan.

Ada 19 orang menyusul menuju TKP, terdiri dari 12 SAR Lombok Timur, 3 relawan, dan 4 porter. Sekitar 30 menit baru disusul tim BPBD dengan 4 anggota dan 2 anggota keluarga dari grup pendaki.

Sekitar Pukul 21.00 WITA, Resort Timbanuh sudah dipenuhi oleh kerabat korban dan Tim Kepolisian, TNI, BPBD, dan warga sekitar. Malam itu suhu berada di titik 18 derajat celcius dengan hujan dengan intensitas sedang.

Dari pengamatan di lapangan, tampak harap-harap cemas diraut wajah tiap orang, sebab informasi sangat minim lantaran terhalang jaringan internet.

Tim evakuasi yang terdiri dari SAR, BPBD, dan beberapa keluarga tersebut berhasil membawa korban ke Resort Timbanuh pada Pukul 0:21 WITA. Dengan tandu yang terbuat dari kain sarung dan tenda yang membungkus jasad korban.

Evakuasi berjalan lambat sebab jalur yang sedikit licin sebab hujan. Jenazah pun langsung diantar menuju Puskesmas Pengadangan untuk dilakukan Visum et repertum.

Penyebab Kematian

Kapolsek meminta perwakilan dari keluarga guna dilakukan visum, pihak keluarga menyetujui visum Pukul 11.44 WITA dan korban langsung dibawa ke rumah duka.

Salah satu petugas di Puskesmas Pengadangan mengungkapan bahwa tidak tampak luka lecet pada korban. “sesak nafas ditambah dengan udara dingin,” lanjutnya.

Kapolsek Pringgasela, Ipda Ari Tri Wibowo dari hasil Visum menyatakan, “tidak ada tanda kekerasan, penyebab lebih dalam kita tidak tahu karena sesuai permintaan keluarga kita hanya melakukan visum luar, kalau diotopsi kita bisa sampaikan”.

Rekan Pendakian sempat melihat korban tampak bugar di pagi hari. Tapi, setelah makan siang korban mengalami kejang-kejang selama hampir 1 jam, upaya dilakukan dengan memberikan pertolongan pertama dengan memberikan selimut dan minyak angin.

Rekan Pendaki dari Pringgasela mencoba membantu dengan mencarikan tandu, tapi korban sudah tidak bernafas. Waktu itu kira-kira pukul 11.00 WITA. (Jurnalis SELASWARA tak melakukan wawancara pada rekan korban. Cerita ini adalah apa yang jurnalis kami dengarkan langsung dari penuturan rekan korban. Sebab kami belum melakukan wawancara, mempertimbangkan kondisi psikologis mereka. Namun, apa yang kami dengarkan, kami bisa pertanggung jawabkan) . 

Setelah dilakukan visum, jenazah langsung dipulangkan ke rumah duka sekitar pukul 03.00 WITA. 

Ari menghimbau bagi para pendaki harus tetap mengikuti aturan, melapor kepada TNGR yang ada baik offline/online, melengkapi persyaratan yang ada untuk mencegah kejadian serupa.

Reporter:
Imam Andriansyah
Ilham Lazuardi