Tiga Media Yang Buat Kamu Berpikir Ulang Tentang Pariwisata

Indonesia telah menjadi tuan rumah perayaan Hari Pariwisata Sedunia pada tanggal 27 September 2022 dengan mengangkat tema “Rethinking Tourism” yang menyoroti peran pariwisata sebagai pilar penting dalam pembangunan. Tema “Rethinking” ini diangkat dari tema UNWTO untuk menuju pemulihan yang lebih baik pasca pandemi COVID-19. 

Namun, pandemi COVID-19 menunjukan wajah pariwisata sebagai sektor yang rapuh jika diterapkan sebagai basis ekonomi inti dibandingkan sektor pertanian yang cenderung stabil. Memikirkan ulang prawista tentu juga memikirkan tentang keadilan, inklusivitas, kelestarian lingkungan, anti-penggusuran masyarakat lokal. Hal ini dapat kita pelajari dari film-film berikut ini untuk memikirkan ulang sektor pariwisata agar  lebih baik bagi masyarakat sekitarnya. 

The Appeal of Mass Tourism in the Age of Authentic Travel

Podcast “The Appeal of Mass Tourism in the Age of Authentic Travel” yang dirilis pada tahun 2015 oleh Skift Podcast membahas dengan cermat isu-isu yang terkait dengan pariwisata massal dan pentingnya diversifikasi dalam pengembangan kawasan pariwisata. Podcast ini juga menyoroti perlunya memperhatikan batas daya dukung destinasi wisata.

Dalam podcast ini, isu-isu yang timbul akibat pertumbuhan pariwisata massal diangkat dengan jelas. Peningkatan jumlah wisatawan bisa membawa dampak negatif pada lingkungan, budaya, dan kualitas hidup masyarakat lokal. Melalui wawancara dan diskusi dengan para ahli, podcast ini memberikan wawasan tentang bagaimana industri pariwisata dapat merusak keunikan suatu destinasi.

Selain itu, podcast ini juga menggarisbawahi pentingnya diversifikasi dalam pengembangan pariwisata. Beralih dari konsentrasi hanya pada satu jenis pariwisata, seperti wisata massa, menuju pengembangan beragam jenis wisata dapat membantu melindungi destinasi dari risiko yang terkait dengan pariwisata berlebihan. Hal ini juga dapat menciptakan peluang ekonomi yang lebih luas bagi masyarakat lokal.

Secara keseluruhan, podcast ini mendorong pendengar untuk merenungkan dampak dari pariwisata massal dan bagaimana kita dapat merancang pendekatan yang lebih berkelanjutan dan inklusif. Dengan mempertimbangkan diversifikasi dan batas daya dukung destinasi, kita dapat menciptakan pengalaman wisata yang autentik dan berdampak positif bagi semua pihak yang terlibat.

Crowded Out: The Story of Overtourism

Film dokumenter pendek “Crowded Out: The Story of Over Tourism” yang dirilis pada tahun 2018 secara jelas menggambarkan dampak negatif dari pariwisata yang berlebihan atau “over tourism“. Film ini merinci bagaimana pertumbuhan ekstrem dalam jumlah wisatawan dapat merusak lingkungan, merusak budaya lokal, dan mengganggu kehidupan sehari-hari penduduk setempat.

Film ini mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi pada pertumbuhan pariwisata berlebihan, termasuk promosi yang intensif, perbaikan infrastruktur yang tidak terkendali, dan kekurangan regulasi yang memadai. Melalui wawancara dengan penduduk setempat, pejabat pemerintah, dan ahli pariwisata, film ini mengilustrasikan bagaimana hal-hal ini mengarah pada situasi di mana jumlah wisatawan melebihi kapasitas yang dapat diterima oleh destinasi.

Dengan gaya narasi yang kuat dan dokumentasi visual yang kuat, film ini secara efektif mengedukasi penonton tentang bahaya dari pariwisata berlebihan. Ini mendorong penonton untuk mempertimbangkan pentingnya pembatasan pertumbuhan pariwisata, perlunya keterlibatan komunitas lokal dalam pengembangan, dan perlunya tindakan yang bijaksana untuk melindungi warisan budaya dan alam suatu tempat dari dampak negatif pariwisata yang berlebihan.

Bye Bye Barcelona

Film “Bye Bye Barcelona” yang dirilis pada tahun 2014 menyoroti banyak dampak over tourism di kota Spanyol, menunjukkan bahwa kota tersebut telah kehilangan ruh atau esensinya.Melalui penggambaran visual dan narasi, film ini menggambarkan bagaimana gelombang wisatawan yang tak terkendali telah mengakibatkan perubahan drastis pada lingkungan dan kehidupan sehari-hari warga setempat. 

Film ini juga mengungkapkan sisi gelap dari pertumbuhan pariwisata yang tak terkendali, yaitu penggusuran penduduk setempat dari rumah mereka akibat konversi properti menjadi akomodasi wisata. Melalui wawancara dengan penduduk yang terkena dampak, film ini menggambarkan perjuangan mereka untuk mempertahankan kampung halaman dan melawan efek negatif dari invasi pariwisata. Dengan menyajikan narasi emosional dan pemandangan yang menggugah, film ini merangsang refleksi tentang perlunya pengaturan yang bijaksana dalam pertumbuhan pariwisata guna melindungi integritas budaya dan identitas lokal suatu kota.

Tiga film di atas menghadirkan pandangan mendalam tentang dampak pariwisata dan perlunya memikir ulang tentang bagaimana sektor ini dapat berdampak positif bagi masyarakat setempat. Dari isu-isu pariwisata massal hingga masalah penggusuran dan kehilangan identitas kota atau tempat, film-film ini memicu refleksi tentang keberlanjutan dan inklusivitas dalam industri pariwisata. Mereka mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita dapat menjaga keseimbangan antara ekonomi dan dampak sosial dalam era pasca pandemi ini.