Melalui “Sasaq Sela Nggisin Gumi”, Festival Dongdala 2023 Bangkitkan Semangat Kemandirian Pangan Desa Pringgasela Selatan

Prosesi Nyiru Jaja Bejangkongan, salah satu kegiatan yang ada di Festival Dongdala 2022. Foto: Panitia Dongdala 2022
Prosesi Nyiru Jaja Bejangkongan, salah satu kegiatan yang ada di Festival Dongdala 2022. Foto: Panitia Dongdala 2022

SELASWARA.COM — Desa Pringgasela Selatan, yang telah meraih dua penghargaan—Kementerian Pariwisata sebagai Anugerah Desa Wisata dan Kemendikbudristek sebagai Anugerah Budaya—akan kembali menggelar Festival Dongdala pada akhir tahun ini. Festival ini bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan dan menggali potensi komoditas lokal wilayah melalui konsep “Sasaq Sela Nggisin Gumi”.

Tahun ini merupakan tahun ke tiga diadakannya Festival Dongdala. Tema yang dipilih di gelaran ke tiga ini yakni “Sasaq Sela Nggisin Gumi”. Nama tersebut diambil dari bahasa Sasak, berikut makna dari setiap kata:
Sasaq: Merujuk pada kebiasaan atau kegiatan yang dilakukan berulang-ulang.
Sela: Mewakili kelompok masyarakat, minimal tiga orang.
Nggisin: Berarti merawat atau memelihara.
Gumi: Bumi, yang mencakup aspek lingkungan dan keberlanjutan.

Festival ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya ketahanan pangan di tengah krisis pangan global yang sedang terjadi di berbagai negara. Festival Dongdala ingin mengajak masyarakat Pringgasela Selatan untuk lebih memahami pentingnya ketahanan pangan.

Selain itu, festival ini juga menjadi bentuk ekspresi kedaulatan desa dalam mengelola sumber daya alam dan potensi lokal, khususnya di bidang pertanian, perternakan, dan kebudayaan. Dengan menggali ketiga aspek tersebut, Desa Pringgasela Selatan berusaha mencapai kemandirian pangan.

Beragam kegiatan menarik

Terdapat beberapa kegiatan menarik yang bakal tersaji di gelaran Festival Dongdala tahun ini, yang tentunya berkaitan dengan sumber daya alam dan potensi lokal, khususnya di bidang pertanian, perternakan, dan kebudayaan, seperti:

Ekshibisi Komoditas Lokal: Para pelaku usaha subsistem ketersediaan (hulu), subsistem distribusi (medium), dan subsistem pemasaran/konsumsi (hilir) akan menampilkan beragam karya dan produksi mereka.
Representasi Kedaulatan Desa: Festival ini menjadi wadah untuk memperlihatkan semangat kemandirian dan kedaulatan pangan di berbagai aspek.
Talkshow: Diskusi tentang rantai pasok pertanian dalam kerangka ketahanan pangan.
Beragam Atraksi: Permainan Tradisional, Fashion Show Tenun & Batik, Atraksi Pementasan Anak, dan Pementasan Wayang.

Muh. Imam Andriansyah, S.IP, Wakil Ketua Umum Festival Dongdala, mengatakan bahwa festival ini bertujuan untuk menginspirasi masyarakat Pringgasela Selatan dan daerah sekitarnya untuk terus berkontribusi dalam membangun ketahanan pangan yang inklusif, resilient, dan berkelanjutan.

“Kita berharap juga bahwa dengan event ini kita dapat menunjukkan kedaulatan pangan desa kita, yang merupakan salah satu modal utama untuk memajukan desa,” ujarnya.

Bazar Jajanan Tradisional “Desa Masa Lalu”

Selain itu, festival ini juga akan menampilkan bazar jajanan tradisional dengan tema “Desa Masa Lalu”. Di bazar ini, pengunjung dapat menikmati berbagai jajanan tradisional yang telah menjadi bagian dari warisan kuliner desa, seperti pisang goreng, kue apem, klepon, dan lain-lain.

Beberapa di antaranya mungkin sudah jarang ditemui oleh generasi muda. Ini adalah kesempatan yang tepat untuk mengenang dan menghargai cita rasa dari masa lalu.

Festival Dongdala diharapkan dapat menarik sekitar 10.000 pengunjung, terutama pada main event. Jumlah ini didasarkan pada jumlah partisipan yang hadir pada main event dua tahun sebelumnya yang terus meningkat karena antusiasme masyarakat lokal.

Selain itu, festival ini juga akan dihadiri oleh tamu undangan dari berbagai latar belakang, seperti 3 Trah yang ada di Desa Pringgasela Selatan Tanaq Gadang (Rumbuk, Temanjor, Teganang), Trah Sumbawa, dan Trah Masbagik.

Festival Dongdala 2023 akan digelar pada tanggal 17-23 Desember 2023 di Desa Pringgasela Selatan, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Festival ini terbuka untuk umum dan gratis. Jangan lewatkan kesempatan untuk menyaksikan festival yang menggali kemandirian pangan melalui “Sasaq Sela Nggisin Gumi” ini!