SELASWARA.COM — Secara bahasa, frugal berarti hemat, dan living yang artinya hidup. Singkatnya, frugal living adalah kebiasaan hidup hemat untuk menekan tingkat keborosan seorang individu.
Bukan hal mustahil untuk seseorang bisa hemat dan mencapai tujuan finansialnya, sekaligus menikmati hidup di tengah arus gaya hidup sosialita dan konsumerisme yang didukung oleh kemajuan teknologi saat ini.
Menurut saya pribadi, hidup sederhana adalah pilihan. Dalam membeli suatu barang, jangan hanya mengedepankan tampilan saja, yang penting fungsinya dapat memenuhi kebutuhan. Kemudian yang perlu digarisbawahi adalah kita harus percaya diri dengan pilihan sendiri, tanamkan bahwa hidup sederhana itu pilihan keren karena tidak semua orang bisa menjalaninya, dengan beribu alasan, salah satunya karena gengsi.
Frugal living tidak sama dengan pelit. Secara sederhana, frugal living akan menemukan cara untuk lebih kreatif tentang pengeluaran sedangkan orang pelit biasanya fokus pada harga dan mengorbankan kualitas.
Sebagai contohnya, frugal living lebih memilih makanan yang sederhana, dengan pilihannya tersebut membuatnya cenderung puas karena kebutuhannya telah terpenuhi. Beda halnya dengan pelit yang bisa saja melewatkan makan siang, bahkan memanfaatkan orang lain demi makanan gratis.
Agar kamu bisa hemat, sekaligus bisa menikmati hidup di tengah teman-teman kamu yang memiliki gaya hidup konsumerisme bahkan foya-foya yang berujung terlilit hutang pinjol. Jangan sampai terjadi sama kamu, ya.
Mulai sekarang kamu bisa mengadopsi frugal living dengan langkah yang sederhana, lho. Berikut Selaswara.com sudah merangkum beberapa tipsnya.
Kamu bisa memulai dengan menghindari hal-hal yang tidak menjadi kebutuhan atau bahkan hanya keinginan semata. Lebih baik, kamu menyusun anggaran dan membuat daftar prioritas agar terhindar dari “lapar mata” ketika kamu belanja. Tentu saja dengan melakukan pencatatan untuk pemasukan dan pengeluaran kamu agar lebih terorganisir.
Jika kamu mendahulukan kebutuhan status sosial dan gengsi hanya untuk mendapatkan pengakuan dari orang-orang sekitar, hal ini menyebabkan kamu ingin membeli barang yang tidak penting.
Jangan pernah malu dan gengsi untuk hidup hemat. Sejatinya, kita hidup untuk diri kita sendiri, bukan untuk orang lain. Tidak perlu merepotkan diri untuk memenuhi ekspektasi orang lain dengan membeli barang yang sangat mahal dan bermerek. Fokus saja untuk memenuhi kebutuhanmu, bukan ekspektasi mereka tentang kamu.
Barang-barang seperti pakaian, makanan, bahan pembersih, dll. Biasakan untuk membeli saat dibutuhkan. Bahkan saat lebaran pun tidak harus memakai baju serba baru. Jika baju lama masih bagus, kenapa harus beli baru?
Tahukah kamu bahwa rahasia cantik dan enak dipandang bukan karena seberapa mewah dan mahalnya pakaian yang kamu kenakan, tetapi pada wajah yang selalu ramah dan tersenyum dari hati (inner beauty) yang akan selalu terpancar dan tak pernah gagal menampilkan siapa kita sesungguhnya.
Persepsi yang sangat penting untuk ditanamkan jika kamu ingin menerapkan gaya hidup frugal living. Dengan begitu kamu lebih memprioritaskan pendapatan kamu untuk menabung dan mengalokasikan untuk dana darurat. Sebab masa depan tidak ada yang tahu akan seperti apa dan bagaimana nantinya.
Frugal living rasa-rasanya sulit untuk dijalani apabila rasa syukur tidak kamu tanamkan dalam diri. Bersyukur meskipun gaji kecil, tapi kan ada gaji, daripada mereka yang tidak punya penghasilan tetap.
Bersyukur meskipun baju atau barang-barang yang kamu miliki tidak bermerk, tetapi masih bisa beli dan berfungsi dengan baik. Masih ada banyak hal yang patut kita syukuri dalam hidup. Dengan bersyukur, maka Allah pasti akan tambahkan nikmatnya hidup untukmu.
Demikian gaya hidup frugal living yang patut kamu terapkan mulai dari sekarang, sebelum terlambat. Selamat menjalani hidup tenang dan bahagia di tengah arus gaya hidup sosialita dan konsumerisme yang relatif tinggi.