SELASWARA.com — Sabtu, 22 Maret 2025, Asosiasi Bumi dan KKN PKM IAIH Pancor melaksanakan kegiatan “Peragaan dan Sosialisasi Alat Konversi Plastik Menjadi Solar”. Kegiatan ini dilaksanakan di Dusun Dasar Reban, Desa Bagek Payung Selatan, kecamatan Suralaga. Peragaan dan sosialisasi dilakukan atas dasar keresahaan masyarakat, khususnya pemuda di Dasan Reban terhadap problem limbah anorganik seperti sampah plastik dengan jenis Low Density Polietyhlene (LDPE).
Sampah dengan jenis LDPE dapat berupa kantong plastik, dimana pengelolaan kantong plastik masih tidak dapat dikelola dengan tepat, baik melalui bank sampah maupun pengelolaan limbah yang tidak memiliki manajemen yang sistematis. Limbah ini menjadi tugas yang sulit diselesaikan karena harga yang terlalu murah di bank sampah, harga per kilogram untuk limbah kantong plastik adalah Rp 100. Di satu sisi hampir seluruh bank sampah di Indonesia tidak memiliki pengelolaan limbah, berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, bank sampah di Indonesia berjumlah 27.631 unit dengan 3,2 juta ton sampah plastik yang tidak dikelola setiap tahun.
Hal itu disertai dengan ancaman krisis Tempat Pemerosesan Akhir (TPA) yang selalu menjadi solusi singkat yang dilakukan oleh pemerintah terhadap limbah yang tidak dapat dikelola, dimana 8,5 Ha lahan yang digunakan oleh pemerintah lombok timur sebagai TPA tidak akan mampu lagi menampung limbah yang tidak terkelola jika tidak ada gerakan sosial berbasis pengolahan limbah.
Beberapa faktor yang menyebabkan limbah kantong plastik tidak dapat dikelola dengan baik adalah perhatian yang minim dari pemerintah terhadap pengelolaan limbah di setiap desa maupun dusun, baik terhadap bantuan kepada bank sampah di Nusa Tenggara Barat dalam bentuk pengadaan alat dan bantuan dana maupun pengadaan pengolahan limbah di setiap bank sampah, khususnya dengan adanya program Zero Waste yang tidak mampu menyelesaikan masalah limbah plastik pada masa pemerintahan Zul-Rohmi beberapa tahun yang lalu.
Di satu sisi faktor ketiadaan metode baru dalam pengelolaan sampah dengan sistem gabungan, bagaimana menggabungkan sistem bank sampah dengan pengolahan limbah plastik yang tidak dapat terjual dengan menggunakan sistem pengelolaan energi dari limbah untuk pengolahan limbah menjadi produk yang dapat digunakan oleh masyarakat. Salah satu cara untuk mengurangi jumlah sampah kantong plastik sekali pakai adalah dengan membumikan sistem dan alat pengelolaan limbah plastik di akar rumput dan disertai dengan pembangunan bank sampah, hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan peragaan alat dan sosialisasi alat konversi plastik menjadi solar sebagai langkah awal untuk membentuk basis masa progresif yang didasarkan pada pengelolaan limbah yang baik atau basis masa berdasarkan gerakan Ekologi Sosial.
Kegiatan tersebut menggunakan alat reaktor pirolisis sederhana sebagai media konversi sampah plastik menjadi solar, hal ini juga disertai dengan analisa dan observasi sosial. Harapan dari kegiatan ini sebagai pemantik untuk wacana dan metode yang dapat digunakan untuk mewujudkan masyarakat ekologis.
BIOGRAFI PENULIS
Lalu Muhammad Guguh Putraji adalah anggota Aktif di komunitas Lumbung Arus sebagai humas sejak tahun 2017. Ia aktif juga sebagai ketua devisi riset dan pengembangan Aosiasi Bumi. Sejak tahun 2017 sudah melakukan beberapa kegiatan, seperti membentuk beebrapa sanggar belajar di daerah pelosok, melakukan kegiatan pengabdian berbasis lingkungan, dan membentuk kelas filsafat.