Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

SELASWARA — Malam itu di Selong, Gedung Wanita bergemuruh dengan riuh rendah dentuman bass dan distorsi gitar. Suasana yang memanas sepanjang hari, puncaknya dirasakan pada tanggal 31 Agustus 2024, ketika Supernova Shock;Wave menggelar aksinya. Sebuah klimaks yang telah lama dinantikan, mengakhiri rangkaian perjalanan yang menyatukan para musisi berbakat dalam tur bertajuk Journey Station.

Langit siang yang cerah menyambut langkah pertama para pengunjung yang mulai memadati area Gedung Wanita. Pintu gedung terbuka lebar sejak pukul 1 siang, menyilakan siapapun untuk masuk ke dalam ruang yang akan menjadi saksi dari malam yang penuh energi. Laloe Band membuka panggung dengan alunan pop yang mendayu, membawa pendengar ke dalam dunia mereka yang dilingkupi nada-nada melankolis namun manis.

Tak butuh waktu lama sebelum suasana beranjak ke lineup berikutnya. Bathroom mengguncang panggung dengan sentuhan rock alternatif yang menggetarkan. Tak kalah, Good Night Dear kemudian membawakan irama Reggae yang santai, memberi waktu sejenak bagi penonton untuk menikmati alunan ritmis yang lembut, namun tetap menggugah jiwa. Di tengah hiruk-pikuk, musik mereka menjadi pengantar yang sempurna untuk sore yang terus bergerak.

Seiring matahari yang kian tenggelam, energi di panggung justru semakin berkobar. Lineup yang datang jauh-jauh dari barat, Dipsy Do, tampil dengan semangat Indie Pop Punk, menyuntikkan adrenalin ke dalam setiap nada dan mengajak penonton untuk melakukan atraksi tanpa henti. Selanjutnya, just a minute atau JAM mengambil alih panggung, menghadirkan lagu-lagu andalan mereka seperti Wild Circumstances dan Over Things.

Namun, pesta belum usai. Armonica kemudian memperlambat tempo, membawa penonton dalam perjalanan emosional yang lebih dalam, menawarkan ruang untuk merenung di tengah gegap gempita dengan lagu-lagu yang bertemakan alam. Saat malam merayap lebih dalam, Better Than Us mengisi udara dengan gebukan drum dan raungan gitar yang keras, mempersembahkan musik cadas yang menggetarkan hati. Sementara itu, WET, band yang penuh energi tersebut begitu memukau dengan performa Indie Rock mereka, menggetarkan setiap sudut gedung.

Puncak malam ditandai dengan penampilan Repentless dan Cranial Disorder. Dengan gaya Thrash Metal dan Brutal Death Metal mereka, dua band ini menutup malam dengan intensitas yang sulit ditandingi. Terlebih, saat Lock Block akhirnya menutup panggung, seolah memberi salam perpisahan dengan ledakan terakhir yang menggetarkan dinding-dinding Gedung Wanita, membawa malam itu menuju akhir yang epik. Shock;Wave!

Supernova Journey Station

Tetapi, Supernova Shock Wave bukanlah sekadar malam itu. Perjalanan panjang menuju puncaknya dimulai jauh sebelumnya, melalui rangkaian acara Supernova Journey Station yang membawa seni musik ke berbagai penjuru Lombok Timur. Pada 16 Agustus, Kedai Rinjani Backpacker menjadi titik awal, ketika Pe Wira dan Den Aero menggelar pertunjukan yang intim dan penuh perasaan. Dalam kehangatan malam itu, setiap nada yang dimainkan terasa seperti cerita yang dibisikkan langsung ke telinga, meninggalkan kesan mendalam pada setiap pendengar.

Perjalanan berlanjut, membawa kita ke Ke.Temu Cafe pada 25 Agustus. Suasana hangat kafe berpadu sempurna dengan penampilan energik dari Swadthenk, Hans Cahyo, serta Alfian Bakti dan Culinna Gank-nya. Pada malam itu, musik menyatu dengan tawa, obrolan, dan semangat yang tak bisa dipisahkan dari setiap senar gitar yang dipetik. Para penonton yang hadir, seolah menemukan kembali gairah dan kebersamaan dalam setiap detik penampilan.

Supernova Journey Station bukan hanya sebuah perjalanan musik; ia adalah sebuah cerita tentang bagaimana seni dapat menyatukan komunitas, mempererat ikatan, dan memberikan ruang bagi ekspresi yang bebas.

Supernova Shock Wave dan rangkaian Journey Station membuktikan bahwa seni dan musik memiliki kekuatan untuk menggerakkan dan menyatukan. Setiap nada yang dimainkan, setiap cahaya yang bersinar di atas panggung, menjadi saksi dari kolaborasi kreatif yang terus berkembang di Lombok Timur.

Acara ini tidak hanya merayakan musik, tetapi juga komunitas dan kebersamaan. Lombok Timur, dengan segala potensi seninya, siap menjadi pusat pergerakan musik yang lebih besar, dan Supernova adalah buktinya. Setelah malam penuh kenangan ini, banyak yang berharap bahwa Supernova akan terus menjadi platform bagi musisi lokal untuk mengekspresikan diri, dan bagi komunitas untuk berkembang bersama.

Dengan semangat yang terus menyala, Supernova Shock;Wave telah menanamkan harapan baru di hati setiap orang yang terlibat—untuk terus menciptakan, berkolaborasi, dan menyebarkan energi positif melalui musik. Dan dengan setiap langkah yang diambil, akankah Lombok Timur semakin dekat menjadi episentrum kreativitas dan seni di Nusa Tenggara Barat? Kita nantikan!