Catatan kecil dari Anak Alam Learning House, Sumbawa.
Pagi itu halaman kecil terasa seperti ruang kelas terbuka. Botol-botol plastik yang biasanya lewat begitu saja kini punya tujuan; tangan-tangan warga menaruh ecobrick—botol PET berisi plastik kering yang dipadatkan—di meja timbang. Mereka pulang bukan dengan rasa “diberi”, melainkan dengan kebutuhan pokok dan kebiasaan baru: menabung plastik, bukan membuangnya.
Ecobrick Market di Anak Alam Learning House (AALH) lahir dari gagasan sederhana: mengalihkan plastik dari lingkungan sambil menguatkan dapur tetangga. Program ini kembali digelar pada Agustus 2025 di AALH Sumbawa, dengan target 4.500 ecobrick—sekitar 1,125 kg (±1,125 ton) plastik yang tak jadi menuju TPA atau sungai.
Kenapa ecobrick, dan kenapa pasar?
Di banyak tempat, isu sampah sering terdengar terlalu besar untuk disentuh individu. AALH memilih rute paling dekat: mengubah perilaku lewat pasar tukar—kamu datang membawa ecobrick, pulang membawa bahan pokok atau barang penting. Dari gelaran sebelumnya, komunitas ini telah mengalihkan ±750 kg plastik dari lingkungan; tahun ini dampaknya ingin diperluas.
Cara kerjanya
- Kumpulkan: cuci-keringkan plastik, potong kecil, padatkan ke botol.
- Setor di pasar: relawan menimbang dan mencatat.
- Tukar: dapat paket kebutuhan pokok/pakaian layak pakai/produk kebersihan sesuai ketentuan. Di sela alur, ada stan edukasi kilat agar praktik baiknya bisa dibawa pulang.
Dampak sosial yang terasa
Yang bertambah bukan hanya berat botol, tetapi juga rasa percaya di kampung. Remaja 10–25 tahun terlibat sebagai relawan—belajar memimpin, mencatat, mengelola alur, dan berbicara dengan warga. Keterampilan yang sulit diajarkan di kelas formal tumbuh dari kerja-kerja kecil di hari pasar.
Tahun ini AALH menargetkan penggalangan dana Rp25.000.000 untuk pengadaan bahan pokok dan operasional, supaya pasar berjalan tertib dan menjangkau lebih banyak keluarga. Ringkasan hasil—jumlah ecobrick, dampak plastik, dan penggunaan dana—akan dirilis setelah kegiatan agar tiap dukungan terasa sampai.
KOTAK INFO
- Tanggal & Waktu: Agustus 2025
- Lokasi: Anak Alam Learning House, Sumbawa.
- Target: 4.500 ecobrick (≈1,125 kg plastik).
- Perkiraan pengunjung: 500+ orang.
Cara Dukung
- Donasi uang: CIMB Niaga 860015094400 a.n. Yayasan Dunia Anak Alam.
- Donasi barang: beras, minyak, gula, tepung; pakaian layak pakai; sabun, pembalut, dan kebutuhan dasar lain.
- Drop-off: Anak Alam Learning House, Sumbawa (donasi bisa kapan saja; lebih awal lebih membantu).
- Kontak: IG @anakalam.learninghouse | WA +62 823-4007-7051 (Zira).
30 Detik Belajar Ecobrick
- Bersih & kering wajib agar botol tak berjamur/berbau.
- Jangan campur kaca/metal/organik.
- Padatkan bertahap dengan stik; semakin padat, semakin aman dipakai.
FAQ singkat
Apa itu ecobrick? Botol PET diisi padat plastik bersih dan kering hingga rapat.
Tidak punya botol? Bawa plastik bersih; relawan dapat membantu pengepakan saat pasar.
Kenapa ditukar bahan pokok? Agar perubahan kebiasaan punya manfaat langsung bagi keluarga sekaligus mengurangi sampah.
Di banyak tempat, kemerdekaan dirayakan dengan kembang api. Di sini, “merdeka” berarti tidak menyerah pada kebiasaan lama—dan membuktikan bahwa dari botol bisa lahir berkah. Mari datang, setor ecobrick, atau dukung dari jauh; setiap botol padat adalah satu langkah yang terasa.