Search
Close this search box.
Search
Close this search box.
Suwadi memperlihatkan karya busana dari limbah. Selaswara/Taadin
Suwadi memperlihatkan karya busana dari limbah. Selaswara/Taadin

Warga RT 10 RW 02 Kelurahan Gadingkasri Kecamatan Klojen Kota Malang dipenuhi dengan ide-ide dan tangan-tangan kreatif. Warga memanfaatkan limbah menjadi suatu karya. Mereka didukung dan difasilitasi oleh perangkat lurah setempat untuk mewujudkan idenya menjadi karya yang dapat dinikmati dan juga memiliki nilai jual.

Malang, Selaswara.com Kompak. Itulah kata yang pas menggambarkan suasana warga RT 10 RW 02 Kelurahan Gadingkasri Kecamatan Klojen Kota Malang. Mereka memanfaatkan limbah menjadi suatu karya. Ketika memasuki gang RT itu, terdapat berbagai bentuk hiasan di kiri dan kanan jalan.

Hiasan itu terdiri dari lampion yang saat malam hari menyala dengan kelap kelip. Lampion itu terbuat dari bahan cristal. Pun terdapat hiasan berbentuk pot bunga yang dibuat dengan ciamik oleh warga. Tak sampai di situ, warga lainnya, juga membuat karya yang memiliki nilai jual, baik dapat dibeli secara pemesanan maupun mengikuti pameran.

Karya salah satu warga bernama Sumarmi misalnya. Perempuan usia 66 tahun itu membuat Jampal dari bahan kain bekas. Menggunakan tiga mesin jahit difasilitasi oleh perangkat lurah. “Jampal ini digunakan sebagai lapis benda panas. Saya jual Rp8 ribu sampai Rp15 ribu. Alhamdulillah selalu ada peminatnya. Apalagi kalau ikut pameran,” paparnya, Kamis (27/7).

Sumarmi yang juga selaku koordinator warga dalam bidang menjahit mengatakan, karena dia sudah lanjut usia, dia berencana ingin meneruskan keahlian tersebut ke generasi baru yang ada di wilayah Kelurahan Gadingkasri Kecamatan Klojen Kota Malang. Sebab, Sumarmi telah menjahit sejak tahun 1994.

“Sampai sekarang saya tetap menjahit, tapi tidak seperti dulu. Kalau dulu saya menjahit seprei, sarung bantal, dan Jampal. Tapi untuk sekarang saya hanya menjahit Jampal menggunakan kain bekas yang saya kumpulkan dari warga, ” bebernya.

Di lain tempat, Suwadi tengah sibuk menempel potongan cristal untuk dibentuk menjadi lampion. Berbagai macam bentuk lampion akan dibuat, terutama lampion berbentuk piala. Pria usia 45 tahun itu didampingi oleh istrinya, Ati usia 43 tahun. Dia membuat lampion terbuat dari limbah itu untuk menghiasi kawasan RT 10 RW 02.

“Ini cristal bekas kaleng rokok filter kami ambil dari Surabaya. Daripada tidak dipakai kami olah menjadi lampion,” kata dia.

Di sudut tembok rumah Suwadi, terpampang busana yang terbuat dari limbah kaset dan pembungkus buah. Busana itu dapat digunakan saat perayaan hari besar maupun fashion show. Disewa dengan biaya Rp200 ribu per hari. Bila dijual harganya Rp700 ribu.

Berbeda dengan Suwadi, warga lainnya bernama Wawan membuat hiasan dan pipa rokok dari bahan yang berbeda dari pada umumnya. Bila dominan alat pipa rokok menggunakan taring, Wawan membuat menggunakan limbah bambu. Kemudian dihaluskan dan dimodifikasi. Puluhan alat sudah siap diperjual belikan dan dipamerkan.

“Saya jual mulai Rp35 ribu sampai Rp100 ribu. Tergantung besar kecilnya. Saat ini saya pamerkan di etalase Nakoa Kafe,” ujarnya.

“Peminatnya masih banyak. Mulai dari dewasa hingga tua,” sambung pemuda itu .

Kendati metode pemasaran produk yang dilakukan warga RT 10 RW 02, namun perangkat lurah telah mendaftarkan karya warga itu ke Dinas Koperasi, Industri dan Perdagangan (Diskopindag) Kota Malang. Ketua RT 10 RW 02 Kelurahan Gadingkasri Kecamatan Klojen, Agus mengatakan, saat ini perangkat desa sedang mengurus administrasi pendaftaran hak paten karya yang dibuat warga. Pun sedang tahap pembuatan website untuk perkenalan dan pemasaran.

“Program kreatifitas ini murni ide dari warga yang memiliki keahlian. Kemudian kami, perangkat desa mendukung dan memfasilitasi kebutuhan mereka,” ujar Ketua RT.

Tak sampai disitu, sejak Juni lalu, warga setempat membuat program bagi anak-anak. Program itu kegiatan melukis limbah galon. Nantinya dijadikan hiasan dan pot bunga. Kegiatan melukis dilaksanakan Setiap Sabtu dan Minggu. Tempatnya, di salah satu lapangan voli yang ada di wilayah setempat.

“Kami juga memfasilitasi anak anak TK dan SD untuk menyalurkan minatnya,” tambahnya. (red)

Reporter: Qin