SELASWARA.COM — DistoreastLand gigs musik cadas lahir di Lombok Timur (Lotim) dan sukses di gelar di Labuan Haji tepatnya di Lim Pup dan Karaoke pada 6 Maret 2024 malam. Gigs ini digagas oleh Space Labs. Berawal dari kegelisahan sedikitnya panggung untuk band-band di Lotim mengekspresikan karyanya yang anti-mainstream.
Ide awal terbentuknya gigs ini adalah sedikitnya panggung bagi musik-musik cadas di Lotim dan akses gigs hanya ada di Kota Mataram saja.
“Temen-temen yang kuliah di Mataram karena ternyata yang gigs yang mereka dapat itu dari Mataram aja. Nah gitu, jadi kesannya itu mereka masa Mataram aja, gigs kita [lotim] gak punya kah,” cerita Ali, salah satu penggagas saat ditemui rampung acara.
Gigs sendiri merupakan sebuah acara musik yang memiliki skala yang lebih kecil dibandingkan konser. Selain itu, gigs biasanya hanya fokus pada satu genre musik saja.
Ada Empat band yang tampil perdana yaitu: Better Than Us, Lock Block, dan Cranial Disorder (Asal Lombok Timur) dan Aksi Skandal (Asal Lombok Barat). Yang unik, band-band ini bisa satu panggung meski berbeda genre musik.
Meski berbeda genre bermain malam itu, terlihat mereka persetan, mereka tak peduli dan tetap terhubung dalam atmosfer DistoreastLand.
Semuanya penggemar menari dalam tubuh yang dihentakan dari moshing, pogo, dan headbang dengan diiringi punk rock, pop punk, death metal, dan ali rock (definisi genre yang disematkan Lock Block, diambil dari nama sang vokalis).
Ali yang juga vokalis dari Lock Block tidak sendiri dalam misinya untuk menggagas gigs di Lotim.
“Hitungannya kalau masalah penggagas itu kan kita bertiga, hitungannya aku, Alan [Vokal Cranial Disorder], sama Fairuz [Gitaris Better Than Us],” tambah Ali.
Ali juga mengatakan adapun Lim sebagai ruang adalah bak gayung bersambut dari ide-ide yang sudah mengental sejak bulan Desember 2023, “ini kayak sounding ulang sama orang-orang katanya mereka dan juga masih inget tawarannya mereka yang dulu [ke pihak Lim] jadi yuk kita gas aja.”
Space Labs menjadi laboratorium bagi kemajuan gigs ini kedepan. “Mungkin bisa kita pertahankan itu dan yang penggagas juga port bay (baca: pelabuhan) ada kita cantumin di sana di pampletnya itu Space Lab.”
“Nah itu penggagasnya lah, mungkin kalau emang udah lumayan enak gig ini mungkin Space Lab. Space Lab juga kita akan patenin juga buat port bay-nya,” ungkap Ali.
Rencananya gigs ini akan dicoba selama satu tahun kalo atmosfernya sama kayak hari pertama akan sama, akan diagendakan untuk tiap bulannya.
“Perdana jadi untuk awalnya itu kita gak berani ngomong banyak sama orang Lim. Janji apa gitu. Makanya kita cuman bilang untuk tahunin aja. Tapi mungkin kalau emang lihat dari di euforia yang tadi lihat Atmosphere yang tadi mungkin kalau mereka tertarik bisa kita reguleran tiap bulan mungkin di sini karena kalau bikin gig underground di Lotim itu agak susah,” jelas Ali.
Dengan tiket 15 ribu rupiah, penonton masih antusias mendukung gigs ini. Ali mengatakan ini kan aksesnya jauh di Labuan Haji, tapi ia kaget ada yang dari Mataram dan dari Lombok Tengah yang datang ke DistoreastLand.
Terakhir Ali berharap gigs akan terus terjadi seperti hari perdananya dan hidup terus. Ali menginformasikan gigs selanjutnya akan diselenggarakan lagi usai lebaran Idul Fitri.