Musik

Elevation: Ketika Musik Menjadi Alat Membaca Kehidupan

Tidak semua perjalanan dimulai dari langkah kaki. Sebagian justru berangkat dari jarak—dari keinginan untuk melihat hidup dari ketinggian tertentu, cukup jauh agar...

Written by redaksi.selaswara · 1 min read >

Tidak semua perjalanan dimulai dari langkah kaki.

Sebagian justru berangkat dari jarak—dari keinginan untuk melihat hidup dari ketinggian tertentu, cukup jauh agar pola-pola yang semula kabur mulai terbaca.

Melalui tur bertajuk “Elevation”, Albert in Space tidak hanya mengumumkan rangkaian pertunjukan, melainkan menawarkan cara pandang: musik sebagai medium observasi, sebagai alat untuk membaca iklim, perubahan, dan dinamika kehidupan yang terus bergerak.

Mengambil inspirasi dari metodologi perjalanan angkasa—sebuah pendekatan yang lazim digunakan untuk memetakan pola alam dan perubahan iklim—Elevation dihadirkan sebagai ruang kontemplasi. Di sini, musik tidak lagi berhenti pada hiburan, melainkan menjadi bahasa untuk memahami jarak antara manusia dan dunianya.

Dari Launching ke Landing

Menariknya, tur ini disusun dalam dua istilah yang jarang dipakai dalam konteks konser: Launching dan Landing.

Tanggal 19 Desember, Albert in Space memilih Talk Praya sebagai titik launching—sebuah sesi intim dengan jarak yang dekat, ruang kecil, dan pertemuan yang personal. Sebuah ruang di mana musik tidak perlu berteriak, cukup dibisikkan.

Sementara itu, 27 Desember di Taman Budaya NTB ditandai sebagai landing: ruang terbuka, audiens yang lebih luas, dan perjumpaan publik yang lebih beragam. Dari ruang sunyi ke ruang ramai, dari bisik ke gema—Elevation bergerak sebagai perjalanan, bukan loncatan.

Perbedaan dua ruang ini bukan sekadar soal teknis pertunjukan, melainkan pernyataan sikap: bahwa musik membutuhkan konteks, dan setiap konteks melahirkan pengalaman yang berbeda.

Di tengah budaya konser yang kian besar, cepat, dan terdokumentasi, pilihan untuk membuka perjalanan lewat intimate session terasa seperti perlawanan kecil. Bukan terhadap teknologi, melainkan terhadap jarak yang kerap tercipta antara musisi dan pendengar.

Di ruang kecil, musik kembali menemukan kejujurannya. Nada tidak ditopang oleh panggung tinggi, melainkan oleh kehadiran. Elevation memulai langkahnya dari situ—dari kedekatan.

Perjalanan yang Tidak Sendiri

Albert in Space juga tidak berjalan sendiri dalam tur ini. Sejumlah nama hadir sebagai Supporting Engines: Athena’s Private Show, Isvara, Ladies First, Lordline, dan Tummytuck. Alih-alih sekadar pengisi acara, mereka menjadi penanda lintasan skena yang beragam—emosional, kontemplatif, kolektif, hingga enerjik.

Kehadiran mereka mempertegas bahwa Elevation bukan perjalanan tunggal, melainkan lintasan bersama. Sebuah potret kecil tentang bagaimana skena musik lokal bergerak: saling menopang, saling berbagi ruang, dan tumbuh berdampingan.

Di titik ini, Elevation dapat dibaca sebagai ajakan: untuk berhenti sejenak, mengambil jarak, dan melihat ulang kehidupan dari sudut pandang lain. Bahwa musik bisa menjadi alat membaca dunia—bukan dengan jawaban, tetapi dengan pertanyaan.

Dan mungkin, dalam perjalanan ini, yang sebenarnya dicari bukan ketinggian itu sendiri, melainkan keberanian untuk melihat hidup dari perspektif yang lebih jujur.

Info Singkat

Albert in Space – “Elevation” Tour
📍 Launching: Jumat, 19 Desember 2025
📌 Talk Praya (Intimate Session)
🕖 Open Gate: 19.00

📍 Landing: Sabtu, 27 Desember 2025
📌 Taman Budaya NTB
🕔 Open Gate: 17.00

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *