Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

SELASWARA.COM — Langit Mataram senja itu tampak mendung, seolah menyimpan sebuah rahasia yang siap diungkap. Di balik ritme keseharian seorang Aparatur Sipil Negara, terpendam sebuah dunia lain yang penuh warna. Dunia itu milik Ejiz Zakaria, seorang solois asal Lombok yang kembali menyapa pendengarnya melalui single terbarunya, “Malu Malu Mau.”

Ejiz Zakaria bukanlah nama baru di panggung musik. Setelah meluncurkan debutnya dengan “Turun Hujan,” ia kini membawa sebuah karya yang semakin mengukuhkan eksistensinya. “Malu Malu Mau” adalah cermin dari kedalaman emosi dan kematangan musikal yang terus ia asah. Lagu ini adalah kisah yang sederhana namun padat makna, di mana Ejiz memperlihatkan karakter vokalnya yang kuat, mengalir seiring dengan lirik-lirik yang menggugah.

Dibalik sosoknya yang tenang sebagai seorang ASN, Ejiz memiliki kisah yang penuh gairah terhadap musik. Semuanya bermula saat ia mengenyam pendidikan di Yogyakarta, sebuah kota yang membentuknya menjadi musisi seperti sekarang. Di sana, Ejiz membentuk band ‘Super Jenny,’ sebuah grup yang menjadi wadah eksplorasi kreatifnya. Bersama ‘Super Jenny,’ Ejiz menciptakan empat lagu orisinal yang menjadi fondasi penting dalam kariernya sebagai musisi.

“Malu Malu Mau” tidak hanya menegaskan kehadiran Ejiz di industri musik Indonesia, tetapi juga menjadi penanda evolusi kreatifnya. Lagu ini adalah sebuah perjalanan, yang dimulai dari kota pelajar hingga kembali ke Mataram, dengan segenggam pengalaman dan cerita hidup yang kini dituangkan ke dalam musik. Ejiz menulis lirik dengan kejujuran yang hampir menyakitkan, menyelipkan kisah-kisah pribadi yang mungkin pernah kita alami.

Dengan rilisnya “Malu Malu Mau” di berbagai platform streaming, Ejiz berharap karyanya dapat menyentuh lebih banyak hati. Bukan hanya sekadar untuk didengar, tetapi untuk dirasakan, sebagai bagian dari pengalaman hidup yang universal. Musik video lagu ini, yang telah tayang di kanal Youtube “Ejiz Zakaria,” menambah dimensi visual yang sejalan dengan pesan liriknya—sebuah perpaduan sempurna antara gambar dan suara, yang menangkap esensi dari rasa malu-malu namun tak mampu menolak pesona cinta.

Setiap notasi dan lirik dalam “Malu Malu Mau” adalah bukti dari cinta Ejiz pada musik, sebuah perjalanan panjang yang terus berkembang. Dan dalam setiap langkahnya, Ejiz mengajak kita untuk ikut serta, menyelami lebih dalam ke dalam dunia musik yang ia ciptakan. Sebuah dunia di mana kesederhanaan menemukan tempatnya dalam melodi, dan perasaan menemukan ekspresinya dalam lirik yang jujur.

“Malu Malu Mau” adalah ejawantah dari sebuah perjalanan musikal yang sarat makna, dan ini baru permulaan. Ejiz Zakaria, seorang musisi yang merangkul pengalaman hidupnya dan menyulapnya menjadi karya seni yang abadi.