Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

SELASWARA.COM — Jika kita mendengar dan melihat pemberitaan selama setahun ke belakang, banyak pemberitaan mengenai kasus bunuh diri yang dilakukan oleh usia produktif. Data dari WHO yang dirilis tahun 2019 mengungkapkan kasus bunuh diri juga menjadi penyebab kematian terbesar keempat pada kelompok usia remaja 15-29 tahun di seluruh dunia.

Sementara di Indonesia, dalam rentang waktu 11 tahun terakhir (2012-2023) tercatat ada 2.112 kasus bunuh diri. Sebanyak 985 kasus (atau 46,63 persen) diantaranya dilakukan oleh remaja.

Pelaporan teranyar diinformasikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bahwa selama Januari hingga November 2023 terdapat 37 kasus bunuh diri pada anak-anak.

Di Lombok, pada bulan Mei 2023 terjadi dua kasus bunuh diri pada remaja 17 tahun. Melihat pelaporan di atas, membuat saya melakukan penelusuran menggunakan media monitoring atau pemantauan media terkait kasus bunuh diri pada usia produktif di Pulau Seribu Masjid ini.

Saya menghimpun data melalui pemberitaan daring. Sudut pandang penelusuran tulisan ini adalah usia produktif di Lombok atau mereka yang memiliki usia rentang usia 15-64 tahun. Rentang waktu selama tahun 2023 atau dalam kurun waktu 1 Januari hingga 20 Desember 2023. Bunuh diri dapat menjadi sebuah ancaman bagi Generasi Emas 2045 Indonesia yang tengah direncanakan, sebab 69,25 persen penduduk Indonesia didominasi usia produktif.

Bunuh diri Gen Z di Lombok Tergolong Tinggi

Sumber: Berdasarkan data yang dihimpun dari berbagai berita online ditemukan 18 kasus bunuh diri usia produktif yang terjadi di Pulau Lombok selama Tahun 2023.

Saya menemukan Generasi Z (Gen Z) di Pulau Lombok memiliki tingkat bunuh diri yang tinggi dengan 7 Kasus. Sementara, Gen X dan Milenial sama-sama 5 kasus. Satu kasus tidak teridentifikasi usianya. Temuan ini membuktikan bahwa terdapat 18 kasus bunuh diri pada usia produktif di Pulau Lombok selama 2023.

Gen Z atau mereka yang lahir di tahun 1997–2012 ini tumbuh di era digital, di mana teknologi dan media sosial menjadi bagian penting dari kehidupan mereka. Lantas, mengapa Gen Z tingkat bunuh dirinya tinggi? Salah satu penyebabnya adalah depresi.

Menurut survei tahun 2022, Gen Z paling banyak mengalami gangguan kesehatan mental dibandingkan generasi lainnya. Survei Indonesia National Adolescent Mental Health Survey,  juga menemukan bahwa 1 dari 3 remaja Gen Z di Indonesia memiliki masalah mental. Depresi adalah salah satu masalah kesehatan mental paling banyak kedua yang diderita remaja Gen Z di Indonesia.

Upaya yang dapat Dimulai Dalam Menekan Bunuh Diri

Lantas upaya apa yang bisa dilakukan dalam menekan kasus bunuh diri? Menurut Ratna Yunita Setyani Subardjo, Dosen Universitas Aisyiyah (Unisa) Yogyakarta jika mau menekan angka bunuh diri, harus dilakukan penelusuran pada penyebabnya.

Namun, upaya-upaya sederhana dapat dilakukan untuk menyelamatkan orang yang kita sayangi. Ia menerangkan upaya dari segi lingkungan yang bisa dilakukan adalah ketika teman kita ada gejala atau menunjukan tanda bunuh diri, paling tidak sebagai teman bisa menyenangkan.

“Menyenangkan di sini maksudnya bisa mendengar cerita, sekedar ngobrol atau menginformasikan teman terdekatnya untuk menjauhkan alat-alat yang membahayakan,” terangnya saat diwawancarai via WhatsApp (21/12/2023).

Ia juga menambahkan bahwa sebagai teman bisa memberikan semangat untuk ke profesional kesehatan jiwa. “Karena ini masalah depresi tentu ini harus diperlakukan dengan hati-hati,” ungkapnya.

Kontak Pertolongan Pencegahan Bunuh Diri di Lombok

Jika anda memiliki ide menyakiti diri sendiri dan bunuh diri, harap segera meminta pertolongan pada profesional kesehatan jiwa terdekat seperti Rumah Sakit atau mengunjungi Puskesmas. Pertolongan Pertama Psikologis pada upaya bunuh diri dapat anda unduh dari pranala berikut:

Lombok menyediakan layanan seperti RSJ Mutiara Sukma, sesuai Pergub NTB Nomor 61 Tahun 2020, bertugas membantu Gubernur dalam urusan pemerintahan di bidang kesehatan jiwa. Tugas tersebut mencakup pelayanan rujukan dan pengembangan pelayanan kesehatan jiwa.

Warga NTB dapat menghubungi media sosial pencegahan bunuh diri RSJ Mutiara Sukma via akun facebook Rumah Sakit Jiwa Mutiara Sukma atau melalui aplikasi Lapor Budir di playstore.

*Data ini diolah dari pemberitaan di media online. Dalam rentang waktu 1 Januari hingga  20 Desember 2023.