Search
Close this search box.
Search
Close this search box.

SELASWARA.COM — Vokalis sekaligus pencipta lagu di Bedanada, Ahmad Ferry merupakan salah satu musisi yang tidak terlalu peduli dengan popularitas, bahkan hasil. Baginya, musik adalah cara untuk mengekspresikan perasaan-perasaan yang tersembunyi dalam dirinya. Ia tidak ingin terjebak dalam idealisme atau industri yang seringkali mengatur tempo kreativitas-kreativitasnya dalam bermusik.

Mengutip perkataan Ferry, ia mengatakan bahwa musik itu ajaib. Kita dapat melihat bagaimana sebuah karya menjadi rahasia tersendiri dalam menginterpretasikan perasaan-perasaan, katanya.

Meski jarang berada di panggung sejak 2019 lalu, namun karya-karya dari Ferry dan Bedanada tetap banyak didengar pendengar secara digital melalui berbagai platform streaming musik online. Ferry menganggap hal tersebut sebagai bentuk adaptasi perubahan zaman yang tidak bisa dikontrol hari ini.

“Project kecil-kecilan ini jarang menerima panggung sejak 2019, tapi tetap hidup secara digital adalah sesuatu yang adaptif dan tidak bisa dikontrol pada situasi zaman hari ini, sedikit harap dan tak bisa berbuat banyak, namun tetap aku anggap proporsional ” ujarnya.

Ferry juga berbagi pandangannya tentang dunia musik, khususnya bagi kawan-kawan musisi yang sering mengalami tekanan dari pendengar atau fans. Ia menyarankan agar tidak mengedepankan popularitas dalam bermusik, melainkan kembali pada esensi perasaan dari pengkarya dan karyanya.

“Buat kawan-kawan musisi. Tidak jarang, Disisi lain pendengar atau fans yang ngebuild up kamu, pendengar itu juga yang akan ngebunuh kamu dengan mengorbankan idealisme. Ini analisa yang menuntut kita untuk tidak mengedepankan popularitas dalam bermusik, DNA-nya tetap kembali pada bentuk-bentuk perasaan pengkarya, menurutku, ya,” tuturnya.

Ferry juga menceritakan tentang perjalanan musiknya sejak kecil. Ia mengatakan bahwa begitu banyak mengorbankan waktu dan materi untuk musik. Namun meski begitu, terdapat tiga tempat yang paling ideal bagi dirinya dalam bertumbuh, yaitu Brigjenrock sejak 2006, Bedanada Project sejak 2017, dan Armonica di akhir 2019.

Di tiga tempat tersebut, ia bertumbuh dan berkembang, juga mengalami dinamika-dinamika yang membantunya untuk menjadi semakin dewasa serta tetap merawat kecintaannya pada musik.

“Akhirnya, jika boleh curhat sedikit ditambah dengan kegelisahanku ingin menuangkannya dalam bentuk tulisan, sampai hari ini aku tidak pernah tertekan menjadi pengkarya atau musisi di rumah sendiri atau di tempat-tempat lain. Bukan instan atau mau eksklusif, orang lain tidak akan tahu seberapa banyak hal yang pernah kamu korbankan sejak kecil untuk musikmu.”

“Seperti Brigjen Rock sejak 2006, Bedanada Project sejak 2017 dan Armonica di akhir 2019. Menurutku tiga tempat itu yang paling ideal untuk aku tumbuh dalam merawat kecintaanku pada musik dalam memandang kehidupan. Walau, ada juga tempat-tempat lain yang hanya sekedar singgah,” ungkapnya.

Ferry juga menyinggung mengenai counter culture dari beberapa genre yang ada hari ini, yang menurutnya adalah urusan industri. Ia mengatakan bahwa ia tidak perlu jadi ahli dalam segala sisi, melainkan hanya ingin bermusik dan menikmati musik dengan bebas.

“Berbicara counter culture dari beberapa genre yang ada di era Z, itu urusan industri lah ya. Kamu tidak perlu jadi ahli dalam segala aspek dalam musik. jarang-jarang ingin menyampaikan kegelisahan membahas musik dikarenakan aktivitasku yang sudah kurang musikal, tapi aku merasa bermusik setiap saat,” kata Ferry.

Fery mengakhiri wawancaranya dengan mengajak para pembaca SELASWARA.COM untuk tetap menghargai dan menjunjung tinggi kebebasan dalam bermusik. Ia juga mengingatkan bahwa tanpa pendengar, tidak ada artinya seorang pengkarya.

“Tetap hargai dan junjung tinggi kebebasan bagi seluruh talenta. Sederhananya, tanpa pendengar apalah arti seorang pengkarya, walau dengan telinga dan perasan kalian terlebih dahulu,” pungkasnya.

Karya-karya musik Ahmad Ferry di Bedanada bisa Anda dengarkan di Spotify maupun YouTube. Menurut data dari platform tersebut, Bedanada memiliki lebih dari 10 ribu pendengar setiap bulan yang jika dilihat, berkembang lebih signifikan dari musisi-musisi yang eksis di sekitarnya. Hal tersebut terlihat dari kilas balik akhir tahun paltform digital Spotify (Spotify Wrapped) di bawah.